Hijrahnya Manusia

By Raudhatus Syifa - 23.49

Source : Pins

Hijrah bukan sesuatu yang mudah dalam hal apapun itu.  Hijrah artinya perpindahan. Hijrah dari suatu tempat ke tempat lain, hijrah dari suatu masa ke masa yang lain. Namun di era sekarang kata hijrah lebih sering digunakan untuk menunjukkan proses perubahan seseorang dari jahil/batil menjadi pribadi yang lebih baik, ya maknanya tetap sama perpindahan dari kebatilan menuju kebenaran.

Hijrah, meninggalkan yang batil itu tidak mudah menurutku, ada banyak hal yang bisa menjadi hambatan seseorang untuk hijrah. Aku sendiri yang masih proses hijrah di level dasar sudah merasakan hambatan-hambatan itu, apalagi orang yang berani hijrah lebih jauh.
Walaupun hijrah ini tidak mudah, tapi bisa kok dilakukan.
Pertama, kuatkan niat. Biasanya niat ini datang dari Allah langsung atau biasa kita sebut hidayah namun niat ini bisa saja memudar jika kita tidak berusaha untuk menguatkan niat itu. Kita bisa diskusi dengan orang yang lebih berilmu, kita bisa bergaul dengan orang-orang yang sudah hijrah, kita bisa baca buku inspirasi/motivasi dari orang-orang yang pernah hijrah. Kalau kita sudah niat namun tidak mencari dukungan dari sekeliling kita bisa jadi niat itu lama kelamaan akan memudar. kedua, ingat hijrah ini untuk siapa, untuk diri sendiri dan Allah. Allah itu kurang baik apa sih sama kita? dilahirkan ke dunia dalam kondisi yang sebaik-baiknya, masih diberi kesempatan bernapas, diberi rejeki tiap hari sampai kita bisa sekolah, bisa makan, bisa jajan, bisa kuliah. Walaupun kita sering buat dosa, Allah masih aja sayang sama kita, apalagi kalau kita ngurangin berbuat dosa pasti Allah makin sayang sama kita.
ketiga, ingat bahwa hijrah tidak akan merugikan diri sendiri dan orang orang benar/baik disekeliling kita. 
keempat, paksa untuk memulai jangan terus menunggu. Kalau semua orang di dunia ini selalu menunggu 'waktu yang tepat' untuk hijrah, maka tidak akan ada satu orang pun yang hijrah. Mulailah. Allah akan sangat menghargai usaha kita sekecil apapun itu.

Dulu aku pernah ada di masa masa yang batil. Tidak menutup aurat. Menutup sih, tapi sekedar menutup. Orang lain masih bisa melihat dengan jelas lekuk tubuhku. Aku sangat bersyukur karena lahir di keluarga yang paham agama, orang tuaku sudah memakaian aku hijab dari kecil, jadi hambatan aku untuk menutup aurat tidak seberat mereka yang sebelumnya tidak menggunakan hijab.
Tapi justru karena aku sudah lebih dulu menggunakan hijab dibandingkan mereka, aku sering merasa minder dan malu. Setiap melihat temanku memberanikan diri menggunakan hijab, aku ikut merasa bangga. Dia hebat, berani menutup rambutnya yang super badai bak model shampoo, dia hebat, bisa melewati masa adaptasi berhijab yang awalnya mungkin merasa kepanasan, rambut jadi sering lepek, harus menyingkirkan baju pendek mereka, spend money for new clothes yang menutup aurat.
Dan itu yang membuatku ikut bahagia dan bangga dengan mereka yang terus belajar memperbaiki diri

"Lah aku udah pakai hijab dari kecil, kok sampai sekarang masih gini-gini aja gak ada perubahan? temen-temenku aja udah berani hijrah. aku juga harus hijrah. mereka aja bisa masa aku enggak?" itu kalimat yang mengawali kesiapan ku untuk hijrah.

Aku mulai dari yang paling sederhana, 
langkah pertamaku: menyingkirkan celana jeans dan beralih ke celana kain. 
langkah keduaku: menyingkirkan celana kain dan beralih ke rok. 
langkah ketigaku: Menggunakan kaos kaki.
langkah keempatku : Memanjangkan hijab.
Baru sesederhana itu. Selama 3 tahun ini aku baru melangkah 4 kali.
Tapi langkahku untuk terus memperbaiki diri tidak akan berhenti sampai nanti ajal menjemput.
Aku percaya, Allah pasti sangat senang dengan perubahan sekecil apapun yang aku lakukan. Slow but sure, paling tidak aku berusaha untuk tidak membuatNya kecewa padaku :)

Doakan aku agar tidak berhenti di sini.
Ingatkan aku jika ku mulai lalai.
Support aku untuk terus berubah.

Selamat hijrah kawan-kawan!


فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ ﴿٧﴾ وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ
Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula. [Az –Zalzalah/99 : 7-8]

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar