Aneh membaca judulnya jika kalian tau
aku masih lajang dan belum ada tanda-tanda calon yang mendekat. Tapi, ini yang
sedang aku lakukan saat ini; mempersiapkan pernikahan.
Ada dan belum ada calon, siap dan
tidak siap menikah, pernikahan harus tetap disiapkan.
Jodoh kan rahasia Allah, tidak bisa
ditebak kapan datangnya. Jadi aku harus mempersiapkannya mulai sekarang, agar
nanti tidak panik ketika dia tiba-tiba datang.
Pernikahan tidak hanya menyatukan dua
insan, tidak hanya menyatukan dua keluarga besar, tidak hanya kata Sah antara
pihak pria dan penghulu yang disaksikan beberapa saksi, dan tidak hanya
pagelaran acara megah dengan mengundang banyak pihak.
Tapi pernikahan juga tentang kesiapan
diri masing-masing. Sudahkah mencintai diri sendiri sebelum mencintai orang
lain? Sudahkah mencintaiNya sebelum mencintai makhlukNya? Sudahkah mencari ilmu
tentang pernikahan?
Kata mereka yang berpengalaman,
menikah seperti menciptakan buku baru, jauh berbeda dengan apa yang kita alami
sebelumnya. Keseharian dirikita yang sebenarnya dari bangun tidur sampai tidur
lagi akan disaksikan dengan pasangan kita, obrolan yang muncul diantara suami
dan istri tidak hanya tentang kesibukan sehari-sehari tapi segala hal akan
diobrolin mulai dari yang kurang penting sampai yang penting dan bahkan urgent,
mulai dari yang kocak sampai yang serius, mulai dari cerita masa lalu sampai
masa depan. Karakter asli masing-masing akan terbongkar saat hidup berdua.
Karena itu, mempersiapkan diri kita sendiri
untuk menikah adalah salah satu hal terpenting. Kita bisa memulai hidup dalam
sebuah pernikahan dari 10% bukan dari 0. Allah sudah mengatakan bahwa wanita
baik-baik akan bertemu dengan pria baik-baik, jadi syarat agar bisa bertemu dengan pria baik adalah dengan menjadi wanita
baik. Gimana sih wanita baik menurutku? Wanita baik adalah wanita yang taat
padaNya, yang selalu mengikutkan Allah dalam setiap aktivitas dan keputusannya,
wanita baik adalah wanita yang tidak mengecewakan kedua orang tuanya, wanita
baik dalah wanita yang mampu bergaul dengan siapa saja namun mampu memilih mana
yang harus dia jadikan panutan dan tidak, wanita baik adalah wanita yang mampu
memimpin dirinya sendiri, wanita baik adalah wanita yang tidak pernah berhenti
memperbaiki dirinya, wanita baik adalah wanita yang mampu mengatur keuangannya,
wanita baik adalah wanita yang bisa bersikap adil, wanita baik adalah wanita
yang bisa menjaga sikap agar tidak menyakiti orang lain, wanita baik adalah
wanita yang mau terus belajar, wanita baik adalah wanita yang rajin beribadah, wanita
baik adalah wanita yang tau harga dirinya dan masih banyak lagi kriteria wanita
baik yang ada dipikiranku.
Apa aku sudah menjadi wanita seperti
itu? Belum. Aku masih mengusahakannya. Aku mau dipertemukan dengan pria baik.
Aku tidak ingin mengecewakan jodohku.
Sejak lulus kuliah, aku sering mecari
ilmu tentang pernikahan, dari artikel di internet, buku tentang penikahan,
ceramah ceramah tentang pernikahan, atau diskusi langsung dengan orang-orang
yang sudah menikah. Aku bahkan pernah ikut seminar pranikah loh J Karena aku tau ada ilmu tentang
pernikahan yang bisa aku gali mulai dari sekarang untuk mendukung persiapanku.
Aku pernah berdiskusi dengan seorang teman
yang sudah menikah, aku bertanya “berubah banget ya kegiatanmu setelah menikah?”
dia hanya menjawab “banget, tapi aku senang dengan aku yang sekarang”
“Sesenang itu? Klabakan enggak sih
hari pertama menikah? Bangun pagi harus langsung melayani suami”
“Klabakan sih iya, tapi suamiku paham
kok. Kan sama-sama belajar menjadi pasangan. Selama kamu masih sendiri belajar
aja hal-hal yang bisa kamu lakuin sendiri”
Benar. Aku bisa memulai mempersiapkan
pernikahan dari hal sederhana, seperti beraktivitas yang produktif sehabis
sholat subuh bukan malah main hp atau tidur lagi. Membantu umi membuatkan
sarapan, menyiapkan bekal untuk ke kantor, menyuguhkan kopi untuk abi atau
merapikan kamar. Jadi, nanti akan terbiasa berkativitas sehabis shubuh.
Sama-sama
belajar menjadi pasangan.
Aku ingat pernah dinasehati seseorang “tidak
ada pasangan yang baru menikah dan langsung couple goals. Selama menikah
keduanya akan terus belajar. Makanya cari calon yang siap belajar menjadi
pasangan seumur hidupnya, bukan yang langsung mencari kesempurnaan dalam rumah
tangga, karena itu mustahil ada”
Ya, mustahil bisa memahami orang yang
baru dikenal dalam waktu singkat, jangankan dengan pasangan, orang tua yang
melahirkan dan merawat sejak kecil aja masih sering gagal memahami anaknya.
Aku harus siap dengan ups and downs
dalam rumah tangga, harus siap berbeda pendapat dengan pasangan, harus siap
berbeda selera dengan pasangan, harus siap menyingkirkan ego karena aku wanita;
seorang istri harus taat pada suami. Yang bisa aku lakukan sekarang adalah
belajar sabar, belajar untuk lebih banyak mendengar, dan banyak berdoa agar
Allah pertemukan dengan seseorang yang juga bisa memahami diri kita.
Kadang perasaan khawatir muncul selama
persiapan ini, khawatir kalau aku nanti tidak bisa menjadi istri idamannya,
khawatir kalau nanti suamiku tidak bisa sepenuhnya menerima kekuranganku, tapi
kekhawatiran ini selalu bisa kutepis dengan prasangka baikku padaNya. Aku
percaya Dia melihat proses belajarku dan persiapanku, aku percaya Dia akan
mempertemukanku dengan sosok yang juga sedang memperbaiki dirinya.
Tapi harus kutekankan bahwa alasanku
memperbaiki diri ini tidak hanya karena aku ingin dipertemukan dengan pria
baik. Aku memperbaiki diri untuk mencuri hatiNya, aku ingin Dia memilihkan yang
terbaik untuk aku, karena aku hanya menaruh harap padaNya.
Dua tahun lalu aku pernah membaca artikel tentang
jodoh, di dalamnya ada doa untuk mendekatkan jodoh.
Dan sejak saat itu, ini adalah doa yang selalu aku
panjatkan untuk mencuri hatiNya, karena doa ini sangat mewakili apa yang ada di
hatiku.
“Yaa Allah, jika pendampingku telah Engkau ciptakan, gerakanlah hatinya
untuk menujuku, pertemukanlah kami dalam sebaik-baiknya pertemuan untuk menuju
Ridha-Mu. Karena Engkaulah yang berhak atas hati hamba-hamba-Mu. Dan Engkau jua
yang kuasa membolak -balikannya.”
“Yaa Allah, bila dia
jauh, dekatkanlah, eratkan hati kami dalam ikatan karena-Mu, tautkan hatiku
dengan hatinya yang sama-sama mengharap dan mendamba sebuah keinginan menuju
ridha-Mu.”
“Yaa Allah, Yang Maha
Pecinta Pemilik cinta sejati, Jika cintaku kau ciptakan untuk dia, tabahkan
hatinya, teguhkan imannya, tegarkan penantiannya.”
“Yaa Allah, Sang
Pemilik Hati, jika hatiku Engkau ciptakan untuk dia, penuhi hatinya dengan
Kasih-Mu, terangi langkahnya dengan Cahaya-Mu, limpahkan kelapangan dikalbunya
dengan kesabaran, temani dia dalam kesepian.”
“Yaa Allah, tiada
tempat ku bersandar selain kepada-Mu, kutitipkan cintaku pada-Mu untuknya,
kutitipkan sayangku pada-Mu untuknya, kutitipkan rinduku pada-Mu untuknya.
Mekarkan cintaku bersama cintanya, satukan hidupku dan hidupnya dalam
Cinta-Mu.”
“Yaa Allah, ku yakin
bila saatnya sudah menghampiri, pasti kebahagiaan itu aku dapati, mohon beri
aku kekuatan dan kesabaran dalam penantianku ini.”
“Yaa Allah, kirimkan
dia yang dapat membawa kebaikan, baik bagi duniaku, akhiratku dan agamaku, agar
kami sama-sama berjamaah untuk tetap Menuju-Mu, bimbinglah hati kami, kuatkan
hati kami. Penuhilah dengan Rahmat & kasih sayang-Mu.”
Aamiin Allahumma
Aamiin
Semoga Allah terus menuntunku menjadi
wanita yang lebih baik lagi, semoga proses belajarku tidak akan pernah
berhenti, dan semoga jodohku yang entah ada di mana juga sedang introspeksi
diri dan ikut memperbaiki dirinya. Agar nanti kita bisa saling membahagiakan, dan sama sama menikmati kebahagiaan dunia dan akhirat.
Jodoh akan datang diwaktu yang tepat
menurutNya. Karena waktu yang tepat menurut manusia tidak sama dengan waktu
yang tepat menurutNya. Jodoh bisa saja datang 2 tahun lagi, atau tahun depan,
atau bulan depan, atau bahkan minggu depan. Jadi kenapa harus menunda persiapan pernikahan?
0 komentar